Feature Tentang Lika-liku Perjalanan Batik Indonesia
Perjalanan panjang sudah
dilalui oleh Batik sebagai sebuah kebudayaan bangsa. Keberadaan batik sudah ada
sejak ratusan tahun sebelum Indonesia merdeka, hingga abad ke-21. Batik sudah
merasakan naik-turunnya popularitas, dan untungnya batik tetap dapat bertahan
hingga kini. Sejarah yang dilalui oleh budaya Batik sendiri pun penuh lika-liku.
Batik selalu menyimpan makna dalam setiap coretan corak dan motifnya, karena
dalam setiap corak dan motif pada batik tersimpan pesan dan harapan.
Batik tumbuh berkembang, sebagaimana
periodeisasi hidup. Berputar seperti roda, kadang di bawah, kadang di atas,
terkadang melompat jauh dan ada waktunya mungkin harus tergelincir. Awalnya batik
hanya digunakan sebagai pakaian khusus ningrat dengan motif-motif keratonnya,
sebelum akhirnya beberapa pengerajin batik mengubah motif keraton dengan
motif-motif baru sehingga terciptalah batik yang sangat indah yang dapat
dipakai oleh masyarakat umum. Di masa lampau pun batik menjadi perbedaan gender
dan mempengaruhi siapa yang menguasai
batik. Jaman dahulu perempuan-perempuan jawa lah penguasa tunggal dalam urusan
membatik, sebelum akhirnya teknologi batik cap dan printing berkembang,
sehingga laki-laki pun ikut dalam pembuatan batik.
Batik printing menjadi sebuah
isu besar untuk dunia batik hingga saat ini. Banyak pecinta dan pengamat batik
yang tidak mengakui kain batik printing sebagai sebuah karya seni batik, hal
ini disebabkan karena proses pembuatannya sudah menyimpang dari teknik membuat
warna dan menghilangkan sisi humanis dari Batik. Teknik printing ini juga
memukul kebudayaan batik lainnya, tidak hanya dari segi nilai karya seni, tapi
juga dari segi ekonomi. Puluhan hingga ratusan meter kain dapat dicetak dengan
waktu produksi yang jauh lebih cepat dari pada teknik lainnya, dengan harga
yang jauh lebih murah, bahkan bila dibandingkan dengan teknik Batik Cap.
Kualitas pola gambar yang dihasilkan teknik printing pun sangat bagus karena
batik yang dihasilkan tidak memiliki cacat sedikit pun, apabila dibandingkan
dengan teknik Canting atau pun cap tembaga. Sebab pencetakan teknik printing
dilakukan dengan mesin dan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang biasa
dilakukan oleh para pembatik manual.
Dalam beberapa belasan tahun yang
lalu, batik pun sempat terpinggirkan, dengan sebutan kuno atau jadul. Sehingga batik
pun hanya digunakan oleh orang-orang yang telah berumur dan hanya dipakai pada
acara hajatan atau acara tertentu. Namun sekarang dengan tumbuhnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kain batik, nuansa batik telah berubah. Kini batik
telah menjadi kain keseharian masyarakat Indonesia. Sangat mudah untuk
menjumpai orang-orang yang mengenakan batik pada saat ini. Berbagai pakaian dan aksesoris batik telah di
jual dimana-mana, di kaki lima, toko batik, maupun di butik batik baik dalam
maupun luar negeri. Batik telah terangkat, tak hanya menjadi penghias
model-model di jalanan tetapi juga model pada pegelaran busana tingkat
internasional. Tak ada rasa malu dalam pengguna batik, kita pun ikut bangga
karena gaya motif batik yang di tampilkan sangat bagus, dan yang terpenting
dari semua ini adalah mereka telah menunjukkan karya kebudayaan Indonesia.
makasih kak menarik sekali untuk dibaca
BalasHapusberita hari ini